Tujuan Pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau

perbaikan kebiasan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain

menggunakan perintah, suri taulan dan pengalaman khusus juga

menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh

sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Selain itu, arti

tepat dan positif ialah selaras dengan norma dan tata nilai mural yang

berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan

kultural.[1]



Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan metode

pembiasaan disekolah adalah untuk melatih serta membiasakan anak didik

secara konsisten dan kontinyu dengan sebuah tujuan, sehingga

benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya menjadi kebiasaan

yang sulit ditinggalkan di kemudian hari.



Bentuk-bentuk pembiasaan pendidikan dalam pendidikan agama melalui

kebiasaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu:



a. Pembiasaan dalam akhlak, berupa pembiasan bertingkah laku

yang baik, baik disekolah maupun diluar sekolah seperti: berbicara

sopan santun, berpakaian bersih, hormat kepada orang tua dan

sebagainya.



b. Pembiasaan dalam ibadah, berupa pembiasaan shalat berjamaah di

musholla sekolah, mengucapkan salam ketika masuk kelas, serta membaca

"basmalah" dan "hamdallah" saat memulai dan menyudahi pelajaran.



c. Pembiasaan dalam keimanan, berupa pembiasaan agar anak

beriman dengan sepenuh jiwa dan hatinya. Dengan membawa anak-anak

memperhatikan alam semesta, memikirkan dalam merenungkan ciptaan

langit dan bumi dengan berpindah secara bertahap dari alam narutral

kea lam supranatural.[2]



Pembentukan kebiasaan-kebiasaan tersebut terbentu melalui

pengulangan dan memperoleh bentuknya yang tetap apabila disertai

dengan kepuasaan. Menanamkan kebiasaan itu sulit dan kadang-kadang

memerlukan waktu yang lama. Kesulitan itu disebabkan pada mulanya

seseorang atau anak yang belum mengenal secara praktis sesuatu yang

hendak dibiasakannya. Oleh karena itu pembiasaan hal-hal yang baik

perlu dilakukan sedini mungkin sehingga dewasa nanti hal-hal yang baik

telah menjadi kebiasaannya.



3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembiasaan



Terdapat kekurangan dan kelebihan metode pembiasaan yaitu sebagai berikut.:



a. Kelebihan



1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan

metode pembiasan akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.



2) Pemanfaatan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks

dan rumit menjadi otomatis.



3) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah tetapi juga

berhubungan dengan aspek batiniyah.[3]







b. Kekurangan



1) Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif murid,

hal ini oleh murid lebih banyak dibawa konformitas atau kesesuaian dan

lebih diarahkan kepada uniformitas atau keseragaman.



2) Kadang-kadang pelatihan yang dilaksanakan secara

berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.



3) Membentuk kebiasaan yang sangat kaku karena murid lebih

banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon

otomatis tanpa intelegensinya.



4) Dapat menimbulkan verbalisme yang bersifat kabur atau

tidak jelas karena murid lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan

menjawab secara otomatis.[4]







Dari gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan

tersebut selaku pendidik harus melakukannya secara bijak. Agar

pembiasaan tersebut bermanfaat dan menghasilkan perubahan prilaku yang

diharapkan.





________________________________



[1] Muhibbin Syah (2000) Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda

Karya, hal 123



[2] Ramayulis (1994) Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, hal 187



[3] Muhibbin Syah , Psikologi Pendidikan… hal 123



[4] Saiful Sagala (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:

Alfabeta, hal 217

0 comments