Pengelolaan kelas yang berkaitan dengan dengan siswa adalah mengenal besar kecilnya ukuran atau jumlah siswa dalam satu kelas. Ada dua sudut pandang yang terkait engan menetapkan ukuran kelas yang tepat. Pada satu sisi bila ukuran kelas terlalu besar jumlah siswanya maka akan berhubungan langsung dengan perbaikan mutu pengajaran, namun bila ditilik dai sisi pembiayaan, pengurangan jumlah siswa dalam satu kelas tentu akan berakibat pada besarnya pembiayaan yang harus dikeluarkan. Untuk itu dibutuhkan ketegasan dan pertimbangan yang tepat oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam hal ini.
Kelas merupakan lingkungan fisik tempat belajar yang mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Karena di kelas anak tersebut anak akan melakukan semua kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk itu kelas yang digunakan harus tertata dengan baik diantara ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengaturan penyimpanan barang-barang.[3]
Ruang kelas hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga mudah dipergunakan untuk melaksanakan program. Bila memungkinkan lantai ruang diberi alas sehingga bersih. Dinding harus ditata agar lebih menarik. Berikan ruang di dinding untuk menempel berita yang actual dan menarik bagi anak. Papan tulis dan kapur perlu digantung pada sebagian dinding. Jendela ruang dapat membantu penyinaran didalam ruang. Apabila memungkinkan sebaiknya ada keran air diperlukan apabila anak perlu mencuci tangan atau untuk membersihkan ruang. Kamar mandi atau kamar kecil perlu dalam sarana ruang kelas.
Lokasi dari kabel-kabel listrik harus terlindung, jangan sampai menganggu kebebasan bergerak anak. Harus diusahakan agar anak bebas dari bahaya listrik. Guru sebaiknya memeriksa kualitas perabot didalam ruangan. Sebaiknya tidak ada bagian yang tajam yang menonjol yang membetasi ruang gerak anak.
“Adalah sangat penting untuk menjaga suasana kelas yang menarik dan mengundang anak untuk dapat bermain dengan aman didalam ruangan. Dengan demikian ruang kelas haruslah menarik, penuh dengan materi warna-warni, tetapi tetap ditata dengan rapih. Apabila ruang terkesan berantakan, anak memperoleh kesan bahwa kerapihan dan kebersihan tidak perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap ruang kelas harus tertata dengan rapih. Guru selalu siap menerima anak didepan pintu masuk sambil memberi salam serta mengajar anak untuk berpartisipasi dalam ruang yang telah terorganisasi dengan baik dan mengajak anak belajar”.[4]
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan. Ruang kelas bukan penjara kreativitas belajar, tetapi dapur kreativitas yang terus mengalirkan pikiran-pikiran brillian. Dari kelas pula proses mencetak para generasi muda yang handal. Maka optimalisasi sebuah ruangan itu adalah sebuah kewajiban khusus bagi pengajar.
Selain melakukan perencanaan pembelajaran, perlu kiranya seorang pendidik menyiapkan kelas untuk kegiatan pembelajaran dengan baik. Sebab tidak menutup kemungkinan keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi bagaimana kelas tersebut dibentuk. Menurut berbagai literature dan kajian pembentukan kelas yang baik dapat menentukan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.[5] Untuk itulah pembentukan kelas sangat penting dilakukan, khususnya dalam pembelajaran anak usia dini.
Adapun model-model pembentukan kelas sebagai berikut:
1. Bentuk U
Maksudnya adalah dibuat menyerupai huruf U. kelebihan bentuk ini setiap siswa dapat memerhatikan dan menyimak materi pembelajaran yang dibawa atau disampaikan oleh pendidik, seperti memutar film atau mendengarkan presentasi.
2. Bentuk Kelompok
Bentuk kelompok sangat baik bila diterapkan untuk pembelajaran yang bersifat diskusi atau penyelesaian masalah dengan cara pembagian kelompok. Kelebihan bentuk ini adalah peserta didik dalam satu kelompok dapat saling berinteraksi,
3. Bentuk Melingkar
Bentuk melingkar adalah bentuk yang dibuat menyerupai lingkaran. Bentuk kelas ini cocok untuk pembelajaran bercerita dan bernyanyi.
4. Bentuk konfrensi
Bentuk konfrensi mirip dengan bentuk melingkar tapi ditengah-tengahnya ada meja untuk menulis.
5. Bentuk klasikal
Bentuk klasikal ialah pembentukan kelas secara tradisional yang biasa diterapkan disekolah-sekolah pada umumnya.
6. Bentuk acak
Bentuk acak adalah pembentukan kelas dengan cara tidak teratur.[6]
Dalam mengatur tempat duduk yang terpenting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
Hasanahtun
-----------------------------------------------------
[1]Ahmad Sabri (2010), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Ciputat: Ciputat Press, hal.86
[2] Syarifuddin dan Irwan Nasution, Manajemen…,hal. 118
[3] Abdul Majid (2008) Perencanaan Pembelajaran, Edisi IV, Bandung: Rosdakarya, hal 168
[4] Soemiarti Patmonodewo (2003), Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, hal.158
[5] Muhammad Fadlillah , Desain Pembelajaran…, hal. 147
[6] Muhammad Fadlillah , Desain Pembelajaran…, hal. 91-96
0 comments