Sosiologi penting bagi PAUD karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, sehingga interaksi antara sesama manusia dan lingkungan sekitar perlu dilakukan. Selain itu anak usia dini masih memiliki kemampuan untuk berinteraksi karena masa jaringan-jaringan dalam otak mengalami perkembangan yang pesat dengan diberi rangsangan, masa ini adalah masa yang paling tepat menanamkan berbagai macam pengetahuan dan sosialisasi dengan linkungannya.
Di dalam lembaga PAUD, interaksi yang terjadi pada umumnya adalah interaksi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang terjadi mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya. Oleh sebab itu, interaksi yang dilakukan harus didasari oleh rasa kasih sayang dan cinta terhadap anak didik, agar berpengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pada tahap ini seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Lingkungan yang Membentuk Karakter Anak
Lingkungan keluarga
Pendidikan yang pertama didapat oleh anak yaitu di lingkungan keluarga adalah unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dalam internalisasi. Proses identifikasi dalam keluarga menjadikan seorang anak dapat mengenal keseluruhan anggota keluarganya, baik saudara terdekat maupun saudara jauh. Seorang ayah yang berperan sebagai kepala keluarga dikenalnya melalui tindakan-tindakannya. Demikian pun kegiatan ayah dalam pekerjaan sehari-hari memungkinkan terjadinya identifikasi (bentuk peniruan) oleh anak-anaknya.Para orang tua berfungsi sebagai nara sumber utama. Secara tersirat budaya belajar dari peniruan, baik secara individual maupun kelompok memungkinkan terjadinya pemahaman utuh antar genersi (orang tua versus anak). Di dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapat pelajaran pertama kali, apalagi bagi masyarakat yang belum mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.
Dalam lingkungan keluarga terdapat tiga fungsi utama dalam keluarga, yaitu: fungsi seksual, fungsi ekonomi, dan fungsi edukasi. Fungsi eduksi berkaitan dengan pewarisan budaya. Keluarga bukan hanya sebagai tempat melahirkan anak, tetapi sekaligus sebagai tempat membesarkannya. Anak dalam lingkungan keluarga belajar berbahasa, mengumpulkan berbagai pengertian serta belajar menggunakan nilai yang berlaku dalam kebudayaan.
Dengan demikian, keluarga berfungsi meneruskan nilai budaya yang dimilikinya. Suasana edukasi berlangsung penuh kasih sayang, keakraban dan penuh tanggung jawab. Dengan kata lain kegiatan edukasi dilakukan secara terus-menerus dengan berbagai cara baik. Inti dari proses pewarisan budaya dalam keluarga adalah terjadinya interaksi penuh makna dalam suasana informal.
Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah institusi yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja yang berupa latihan untuk kecerdasan, melainkan untuk menghaluskan moral dan menjadikan akhlak yang baik. Sekolah dalam masyarakat dikategorikan sebagai pendidikan formal.Pada dasarnya lembaga sekolah berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dibidang pembelajaran. Kebutuhan masyarakat tentang pembelajaran semakin hari semakin banyak. Oleh karena itu, sekolah pada dasarnya menyiapkan dan membekali peserta didik untuk kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan di sekolah dalam kerangka pewarisan budaya jelas sekali arahnya.
Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan atau program yang disesuaikan dengan system pengetahuan dan nilai-nilai yang dianaut oleh masyarakat. Misalnya dalam mata pelajaran agama yang senantiasa harus diajarkan di berbagai tingkatan dan jenjang pendidikan di sekolah. Hal itu merupakan cermin dari masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
Lingkungan Pendidikan Masyarakat
J.P Gillin (1951) mengartikan masyarakat sebagai sekelompok manusia yang tersebar, dan yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan peranan untuk hidup bersama. Masyarakat terdiri atas kesatuan-kesatuan yang paling kecil.Pada prinsipnya suatu masyarakat terwujud apabila diantara kelompok individu tersebut telah lama melakukan kerja sama serta hidup bersama secara menetap. Sistem perwarisan budaya lewat lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya pemilihan hak milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem kekerabatan, dan sistem edukasi.
Sebagai suatu komunitas yang lebih luas, masyarakat memiliki struktur. Pewarisan budaya menjadi tugas bersama bagi seluruh anggota masyarakat di lingkungannya. Bila seorang anak melakukan hubungan pertemanan, maka hubungan atau interaksi sosial itu menunjukan hubungan yang lebih luas. Mereka akan menerima berbagai pembelajaran nilai dan norma, memperlakukan orang lain, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Mereka juga menyerap berbagai pengetahuan dari lingkungan, mendapatkan bimbingan, dan nilai-nilai lain yang berkembang pada masyarakatnya. Pada saat anak melakukan kekeliruan, maka anggota masyarakat lainnya akan memberikan nasihat atau koreksi terhadap perilakunya yang tidak sesuai tersebut. Demikian selanjutnya seorang anak diberi pelajaran dan bimbingan oleh anggota masyarakat lainnya.
0 comments