Sangat penting bagi Anda yang akan menjadi orangtua untuk mengenal bayi yang baru lahir, atau biasa disebut pasca kelahiran. Pasca kelahiran menuntut bayi untuk mandiri. Semula pasokan oksigen, sari-sari makanan, sirkulasi darah, proses pembuangan serta pengaturan temperatur masih tergantung pada ibu. Ketika kelahiran, si bayi harus berusaha melakukan berbagai hal tersebut dengan upayanya sendiri. Oleh karena itu, bayi harus mengembangkan diri. Kapasitas sensoris pada bayi, sesaat setelah kelahiran, semua indera berkembang sesuai tingkatannya masing-masing.
Pada jam-jam pertama setelah kelahiran, bayi akan mampu mendengarkan suara. Kemampuan pendengaran pada bayi dapat diukur melalui kecepatan detak jantung ketika suara diperdengarkan. Biasanya semakin cepat dan keras suara akan menyebabkan detak jantung semakin cepat. Kemampuan penglihatan pada bayi ditandai oleh adanya gerakan mata yang menuju cahaya yang terang, gerakan mata sesuai arah cahaya, serta kemampuan mengikuti gerakan objek. Jarak yang bagus antara mata dengan benda adalah 7 setengah inci. Bayi juga mampu membedakan bau. Hal itu dapat dilihat melalui gerakan pernafasan. Biasanya untuk bau yang menyengat, pernafasan menjadi lebih cepat.
Kemampuan membedakan rasa juga sudah berkembang sejak bayi. Pada salah satu percobaan diketahui bahwa bibir bayi ditetesi air gula maka ia akan menjilat bibir. Semakin pekat cairan gulanya akan semakin cepat gerakan lida. Berbeda dengan bayi yang ditetesi air putih. Ternyata bayi tidak menunjukkan respon yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejak bayi kemampuan membedakan rasa sudah berkembang. Sejalan dengan bertambahnya usia, kemampuan merasakan sakit juga semakin bertambah.
Ikatan Orangtua dengan Anak
Seorang bayi yang baru lahir, lebih tergantung kepada hubungannya dengan orangtua daripada ketergantungan kepada faktor-faktor lain. Hubungan ini berawal dari pandangan pertama saat bayi baru lahir dan hubungan pada jam-jam serta hari-hari selanjutnya. Ikatan ini dikenal sebagai ”bonding” antara orang tua dengan anak. Ikatan terjadi bukan hanya antara ibu dengan anak, tetapi akan terjadi pula yang disebut ”keterpikatan (engrossment)” pada ayah. Keterpikatan adalah suatu perasaan terpesona yang muncul pada diri seorang ayah tatkala ia pertama kali melihat dan memegang bayinya yang baru lahir; dan pesona itu sendiri mengherankan baginya yang dapat menjadi awal ikatan antara ayah dengan anak. Keterpikatan ini terutama terjadi bila ayah ikut mendampingi ibu pada saat persalinan.Sesungguhnya, ikatan antara orangtua dan anak tidak akan terjadi secara otomatis, ini dibentuk dan diusahakan kemunculannya. Ada beberapa faktor yang dapat membantu membentuk ikatan tersebut. Pertama-tama adalah penampilan bayi itu sendiri. Bayi yang baru lahir dengan kepala yang agak besar dibandingkan tubuhnya, matanya yang bulat, pipinya yang gemuk, tubuhnya yang kecil, akan menimbulkan perasaan mesra pada diri ibu serta menimbulkan dorongan untuk memelihara dan mengasuhnya. Memang penampilan adalah faktor yang penting sekali yang dapat menerangkan mengapa timbul keinginan orangtua mengasuh dan memelihara bayinya.
Hubungan awal yang terbentuk antara orangtua dengan anak dapat menimbulkan ikatan yang kuat antara mereka yang dalam tahap selanjutnya akan menumbuhkan suatu ”attachment” atau kelekatan. Kelekatan adalah suatu hubungan antara dua individu melalui suatu ikatan perasaan yang sangat kuat dimana mereka berusaha berbuat agar ikatan itu tetap berkesinambungan. Indikator kelekatan adalah adanya upaya mempertahankan kontak dan kedekatan, munculnya protes bila berpisah, munculnya was-was bila berjauhan. Misalnya kelekatan yang terjadi pada masa bayi. Bayi biasanya selalu ingin dekat dan melakukan kontak fisik dengan ibunya. Ketiadaan kontak fisik akan menimbulkan kegelisahan pada diri bayi.
0 comments